Agama Yang Menjadi Tradisi

Umur 20 tahun adalah umur yang ajaib buatku. Saat itu aku merasa seperti Alice in Wonderland yang terlempar ke dunia baru. Dunia asing. Saat itulah aku melihat budaya yang berbeda-beda, kepribadian orang yang beragam dan keunikan2 nyeleneh yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

Saat itulah aku pertama kalinya bertemu dan berteman dengan orang2 yang menyatakan diri sebagai ateis. Atau unreligious kalo kata mereka. Makna unreligious bisa berbeda2 sih. Ada yang masih percaya Tuhan tapi tidak memeluk agama apapun, ada juga yang sama sekali menolak percaya keberadaan Tuhan.

Sedikit demi sedikit aku mulai mengerti jalan pikiran mereka. Bukan berarti aku sepakat, tapi aku mulai memahami. Tapi saat pemahaman itu mulai muncul, datanglah bulan Desember. Dan aku kembali dibuat bingung. Masalahnya orang2 yang mengaku ateis atau unreligious itu tadi berbondong2 membeli kado natal, menghias pohon terang, mengadakan jamuan malam natal, bahkan menyanyikan kidung (carol) dengan semangat. tsk tsk tsk….*garuk2 kepala

Dari situlah aku mengenal konsep agama sebagai tradisi. Natal dan Desember di negeri barat sudah menjadi tradisi yang tidak terpisahkan. Seperti halnya Imlek di budaya Tionghoa dan Lebaran di Indonesia.

Kita tahu Idul Fitri, atau Lebaran di Indonesia sudah menjadi tradisi untuk pulang kampung, kumpul keluarga, makan bersama, sungkem, halal bihalal, maaf2an dll. Padahal ternyata di Mekah pun tidak seheboh itu :D.

Lalu hijab pun sekarang pun sudah menjadi fashion tersendiri karena banyaknya trend kerudung, style baju dan artis2 yang memakai penutup kepala. Meskipun tidak semuanya syar’i alias sesuai aturan.

Selain itu puasa, sholat jumat, haji, pengajian dan umroh pun menjadi tradisi karena dorongan lingkungan. Sedangkan tradisi seperti slametan, tujuh bulanan, 1000 harian, nyekar dll menjadi berbau islam karena diselipkan pengajian dan doa2 Islam. Padahal tidak ada dalam ajarannya.

Tapi di sisi lain ajaran Islam yang ‘lebih berat’ seperti menghindari riba, zina, khamr dll tergolong kurang populer di sini.

Hemm……jadi sebetulnya mudah saja bagi BPS untuk menghitung jumlah orang Islam di Indonesia, karena tercantum dalam identitasnya. Tapi sebenarnya berapa jumlah yang muslim ya?…. karena jujur saja Islam sudah bukan agama di Indonesia tapi sudah menjadi tradisi turun menurun.